ARTICLE AD BOX
Rehab bendungan tersebut akan ditangani Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali - Penida. Sesuai target perbaikan akan dilakukan melalui anggaran Perubahan 2024 karena bersifat kegiatan prioritas. Namun, paling lambat bisa dilakukan tahun 2025.
Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Made Subagia mengakui rehab Bendungan Jatiluwih ini menjadi kegiatan prioritas. Sebab hasil dari pemantauan ke lapangan dan sesuai laporan dari petani, kondisi Bendungan memprihatikan. "Ada banyak titik bocor sehingga pasokan air banyak terbuang," ujarnya usai melaksanakan rapat di Kantor DPRD Tabanan, Rabu (9/10).
Menurutnya, Bendungan Jatiluwih ini mengairi sejumlah subak di Desa Jatiluwih, termasuk Subak Jatiluwih yang notabana Warisan Budaya Dunia (WBD) tersebut. Rehab Bendungan tersebut segera dilakukan untuk menunjang ketahanan pangan di Kabupaten Tabanan. "Jadi ini akan terus kami kawal. Pihak BWS juga sudah turun dua kali ke lokasi. Rencanannya akan dilakukan penanganan pada tahun 2024," tegas Subagia.
Namun mengenai anggaran rehab bendungan tersebut, Subagia mengaku tidak mengetahui. Sebab kewenangan tersebut langsung dari pemerintah pusat dalam hal ini pihak BWS. "Kalau gak salah itu sekitar Rp 200 jutaan karena itu langsung pusat," akunya.
Subagia menambahkan Desa Jatiluwih memiliki 20 subak dengan luas lahan sekitar 1.890 hektare dan petani 3.699 orang. “Saat ini, air dari bendungan meluber ke perairan umum. Jika rehabilitasi dilakukan, air dapat dikelola dan dialirkan dengan baik ke saluran sekunder dan tersier,” tandasnya.7des