ARTICLE AD BOX
Bencana terbaru terjadi di SDN 1 Pandak Gede, Kediri, yang mengalami kerusakan parah pada bangunan tembok yang tergerus longsor dan menutupi saluran pengairan Subak Gadon 1 di Desa Pandak Gede.
Kepala Pelaksana BPBD Tabanan I Nyoman Srinada Giri, dikonfirmasi mengatakan, bahwa pihaknya menerima laporan mengenai bencana longsor di SDN 1 Pandak Gede pada Jumat pagi (15/11). Menurutnya, hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut pada Kamis malam (14/11) menjadi pemicu longsornya tembok bangunan sekolah. "Kondisi tanah di bawah bangunan memang labil, apalagi setelah musim kemarau panjang, tanah retak-retak, kemudian diguyur hujan deras dengan intensitas tinggi, yang menyebabkan longsor," jelasnya.
Bangunan yang terdampak longsor tersebut merupakan aset pemerintah, sehingga penanganannya tidak bisa dibantu menggunakan dana hibah Bansos BPBD. Selanjutnya, untuk menangani kerusakan pada bangunan SD, BPBD mengarahkan koordinasi ke Dinas Pendidikan, yang memiliki kewenangan atas aset sekolah. Untuk penanganan saluran irigasi yang rusak, BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas PUPRPKP. "Bantuan pasca bencana untuk aset pemerintah harus dilaporkan ke Dinas Pendidikan dan Dinas PU, tidak bisa menggunakan dana hibah Bansos," ungkap Srinada.
Srinada juga menjelaskan bahwa dana hibah Bansos (BTT) hanya bisa digunakan untuk membantu masyarakat, kelompok masyarakat, tempat ibadah, serta jalan adat yang terdampak bencana, bukan untuk aset pemerintah. Oleh karena itu, bantuan untuk penanganan bencana di SDN 1 Pandak Gede harus melalui prosedur yang berbeda.
BPBD Tabanan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati, mengingat musim hujan yang sedang berlangsung. Selain longsor, bencana lain seperti pohon tumbang juga perlu diwaspadai.
Sejak musim hujan mulai berlangsung, BPBD Tabanan telah menerima laporan mengenai tujuh kejadian bencana, termasuk longsor yang terjadi di beberapa wilayah seperti senderan rumah yang ambruk di Desa Malkangin dan Desa Pandak, serta tebing yang menutupi jalan di Desa Mengesta. Selain itu, saluran irigasi di Desa Jegu juga jebol, sementara longsor terjadi di wilayah Bongan dan Gubug.
"Beruntung, sejauh ini tidak ada korban jiwa akibat bencana longsor yang terjadi. Namun, kendala yang kami hadapi adalah keterbatasan alat berat untuk penanganan material longsoran," kata Srinada. Menurutnya, untuk penanganan longsor, BPBD biasanya menyewa alat berat, dan saat ini anggaran untuk sewa alat berat masih tersedia. "Kami berharap tidak akan terjadi lebih banyak bencana yang membutuhkan penanganan besar," tambahnya.
Selain longsor, BPBD Tabanan juga mencatat sejumlah pohon tumbang yang perlu diwaspadai. Terbaru, laporan pohon tumbang diterima dari Desa Bengkel, Kediri. "Pohon tumbang bisa sangat berbahaya, terutama jika menghalangi jalan atau merusak rumah warga," pungkasnya.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD Tabanan mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kewaspadaan, terutama di daerah rawan longsor dan pohon tumbang. Masyarakat diharapkan dapat melaporkan setiap kejadian bencana yang terjadi di sekitar mereka untuk mempermudah penanganan dan mitigasi bencana yang lebih cepat dan efektif.7 cr79