ARTICLE AD BOX
SINGARAJA, NusaBali
Perwakilan warga Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, mengeluh krisis air bersih yang sudah dirasakan bertahun-tahun. Kondisi kesulitan air bersih ini semakin menjadi-jadi saat musim kemarau datang. Belakangan ini debit air yang sumbernya ada di kawasan pembangunan Bendungan Danu Kerthi Bali sering tidak stabil.
Masalah tersebut mengemuka saat kampanye Calon Gubernur Bali Wayan Koster di Wantilan Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Sabtu (26/10). Seorang warga I Nyoman Kistama memaparkan persoalan air bersih di Desa Bengkala terjadi sejak lima tahun terakhir.
Ribuan masyarakat Bengkala hanya mengandalkan PAM desa yang sumber airnya ada di sekitar Sungai Aya dan kini masuk dalam zona bendungan. Persoalan air tidak lantas selesai saat musim penghujan datang. Meski debit air mengalir lebih besar, namun kualitas airnya tidak bagus karena keruh.
“Adanya bendungan, justru membuat kami tidak bisa mendapat air. Sampai saat ini kami kesulitan mendapatkan akses air bersih yang layak dan memadai,” ucap Kistama.
Calon Gubernur Bali Wayan Koster yang didampingi pasangan calon (paslon) Bupati-Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra-Gede Supriatna, berjanji segera akan menyelesaikan persoalan tersebut. Pemdes Bengkala diarahkan untuk mengajukan proposal ke Pemprov Bali dan memberikan kajian sumber mata air yang layak dimanfaatkan.
Koster, politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng, ini mengatakan dari sumber air eksisting yang memungkinkan adalah mata air yang ada di Desa Bontihing yang lokasinya di hulu Desa Bengkala, dan sumber air baku dari Bendungan Danu Kerthi Bali.
“Nanti dicek dulu ke lapangan, mana sumber air yang memungkinkan untuk dimanfaatkan. Pemanfaatan air bersih harus dikaji dulu kualitas dan debitnya agar dapat berkelanjutan,” imbuh Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.
Koster menyatakan akan berkoordinasi juga dengan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida untuk pemanfaatan air baku di Bendungan Danu Kerthi Bali.
Dalam kampanye kemarin, Koster juga menjamin dana bantuan keuangan khusus (BKK) untuk desa adat yang sempat tertunda di termin ketiga akan segera cair. Sehingga seluruh desa adat di Bali akan mendapatkan penuh dana BKK masing-masing sebesar Rp 300.000.000. Namun pencairan BKK desa adat ini akan dilakukan bertahap.
“Saya koordinasi dengan Pak Sekda (Dewa Made Indra), akan dicairkan tiga tahap sampai Desember,” kata mantan anggota DPR RI tiga periode ini.
Jika dia dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) I Nyoman Giri Prasta memenangi Pilgub 2024, Koster juga berjanji akan mengembalikan dana bantuan subak sebesar Rp 50.000.000. Dia pada periode pertama mengaku menurunkan anggaran subak menjadi Rp 10.000.000 karena kontraksi keuangan Bali akibat diterjang pandemi Covid-19.
“Sekarang sudah tidak ada Covid-19, kalau saya menang dana subak akan saya kembalikan menjadi Rp 50 juta per masing-masing subak,” ucap Koster.
Beberapa program yang akan direalisasikan Koster–Giri dan Joss 24 apabila terpilih nanti, menjamin hidup dan mati krama Buleleng. Artinya, kebutuhan krama selama hidup menjadi prioritas perjuangan Koster–Giri dan Joss 24, seperti kebutuhan layanan kesehatan, pendidikan, air bersih, infrastruktur, adat, budaya, seni, agama, alam, dan kearifan lokal Bali.
Saat warga sakit dan meninggal dunia, akan disediakan fasilitas antar jemput jenazah gratis, penitipan jenazah gratis, dan ngaben massal gratis.
“Satu di antara program Joss 24 yakni kesehatan gratis, biaya penitipan gratis, antar jemput jenazah juga gratis. Program ini gratis bagi krama Bali pemegang kartu KIS,” kata dr Sutjidra, Cabup Buleleng nomor 2.
Selain kesehatan gratis, Koster–Giri dan Joss 24 juga berkomitmen memberikan pendidikan gratis dan pembangunan sekolah. Untuk siswa jenjang SD dan SMP bebas biaya alias gratis dan dibantu perangkat sekolah pada tahun ajaran baru.
Sementara untuk jenjang SMA akan disiapkan beasiswa bagi siswa tidak mampu dan yang berprestasi.
“Kami akan bantu perangkat sekolah seperti tas, seragam, buku, dan sepatu bagi siswa SD dan SMP pada tahun ajaran baru. Jenjang SMA akan mendapat beasiswa dari Koster–Giri,” kata dr Sutjidra dalam keterangan tertulis yang diterima NusaBali.
Koster menjelaskan akan memberikan beasiswa kepada siswa-siswi SMA yang berprestasi dan yang berada di bawah garis kemiskinan. Agar mereka bisa melanjutkan pendidikan tinggi. Koster tak ingin ada anak krama Bali yang putus sekolah ketika tamat SMA.
“Koster–Giri akan memberikan beasiswa untuk anak-anak tak mampu dan berprestasi di Desa Bengkala, Buleleng dan Bali seluruhnya. Anak-anak SMA nanti tiyang yang bantu, sementara anak SD dan SMP di Buleleng, Pak Joss 24 akan gratiskan pendidikannya,” tandas Koster. 7 k23