ARTICLE AD BOX
Program bumbung kemanusian, membedah rumah warga Desa Poh Bergong, Kecamatan/Buleleng yang diserahterimakan secara simbolis, Kamis (19/12) kemarin.
Penerima bantuan keluarga Made Kariawan, yang terdata sebagai warga miskin ekstrem di Desa Poh Bergong. Kariawan pun berulang kali gagal mendapatkan bantuan bedah rumah karena tidak memiliki lahan sendiri. Dia bersama istri dan dua putranya sudah lima kali berpindah tempat tinggal. Himpitan ekonomi dengan penghasilan yang tidak tetap memaksa keluarga ini tinggal di lahan milik orang sebagai petani penggarap.
“Saya keseharian kerja sebagai buruh sensor kayu. Kerjanya kadang-kadang. Seminggu paling 2-3 kali, pendapatan satu kali kerja Rp 100-200 ribu. Istri kerja di ladang, serabutan juga,” kata Kariawan.
Bersyukur tahun ini Kariawan bisa membeli lahan untuk tempat tinggal. Itu pun belum lunas sepenuhnya. Atas kemurahan hati warga sekitar dia diizinkan untuk mencicil lahan yang kini ditempati. “Saya bersyukur sekali dibantu rumah, ada tempat untuk berteduh anak-anak saya,” ucap dia.
Kepala SMAN 1 Singaraja, Ni Made Sri Astiti mengatakan program bumbung kemanusiaan bedah rumah ini dilaksanakan sejak tahun lalu. Tahun ini merupakan kedua kalinya. Sekolah mengumpulkan sumbangan seikhlasnya dari seluruh warga sekolah termasuk komite sekolah untuk bisa membantu warga yang benar-benar memerlukan uluran tangan.
“Program bumbung kepedulian ini adalah program unggulan kami di kegiatan sosial sekolah. Ini juga jadi komitmen kami di sekolah peduli kepada sesama. Karena dalam pengentasan kemiskinan tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, jadi kami ikut ngeromba bersinergi membantu sesama,” ucap Sri Astiti.
Program bumbung kemanusiaan yang dikumpulkan serangkaian HUT ke-74 SMAN 1 Singaraja mengumpulkan kurang lebih Rp 30 juta yang diarahkan untuk bedah rumah. Sri Astiti pun memiliki cita-cita program ini dapat berkelanjutan kedepannya.
Di tempat yang sama, Perbekel Poh Bergong Wayan Wagia mengatakan, kondisi warganya yang dibantu bedah rumah memang kategori miskin ekstrem. Selama ini memang sudah mendapatkan program bantuan sosial dari pemerintah pusat. Namun belum memiliki rumah layak huni.
“Selain Kariawan masih banyak warga kami yang belum memiliki rumah layak huni. Tahun ini kami ajukan 58 KK kategori miskin untuk mendapatkan program bedah atau perbaikan rumah, tetapi baru 5 KK yang diverifikasi. Mudah-mudahan tahun 2025 bisa terealisasi,” ungkap Wagia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial Buleleng Nyoman Mariani Febrianti mengapresiasi SMAN 1 Singaraja yang sudah membantu pemerintah dalam upaya mengentaskan kemiskinan ekstrem.
Sejauh ini data kemiskinan ekstrem di Buleleng sesuai SK Bupati Buleleng sebanyak 349 KK. Seluruh KK miskin ekstrem ini sudah mendapatkan program bantuan dan penanganan. Sebanyak 288 KK diantaranya sudah dibantu program Rumah Sejahtera Terpadu (RTS) dan juga program bantuan lainnya.
“Sebenarnya tahun ini sudah seluruhnya tertangani. Dari 349 KK itu tahun ini ada 1 KK yang pindah ke Denpasar dan 2 KK dari Desa Alasangker dan Desa Tembok dilaporkan sudah mampu, sehingga bantuannya kami stop. Lainnya program RTH, BSU sudah disalurkan semua,” papar Mariani.7 k23