ARTICLE AD BOX
Seperti diberitakan, musibah kecelakaan tragis melibatkan bus pariwisata yang mengangkut siswa SMK TI Bali Global Badung terjadi di sepanjang Jalan Raya Beji, Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (8/1) malam. Kecelakaan beruntun tersebut menyebabkan empat orang meninggal dunia, satu korban mengalami luka berat, dan sembilan lainnya luka ringan.
Bus pariwisata Sakhindra Trans bernomor polisi DK 7942 GB membawa rombongan pelajar dari Bali menabrak belasan kendaraan bermotor di kawasan Jalan Imam Bonjol hingga Jalan Raya Beji, Kota Batu, sebelum akhirnya berhenti setelah menabrak pohon. Kecelakaan ini terjadi sekitar pukul 19.29 WIB.
Terkait musibah yang dialami anak didiknya, Kepala Sekolah (Kasek) SMK TI Bali Global Badung, I Made Indra Aribawa angkat bicara. Aribawa menjelaskan, sebelum keberangkatan para siswa dalam rangka kunjungan industrial tersebut, pihak travel sudah menyampaikan kelayakan bus beroperasi, baik dari SIM pengemudi, hingga hasil KIR yang dimiliki. Diungkapkan, travel ini sudah diajak kerjasama sebanyak dua kali, termasuk keberangkatan kali ini. “Kami memakai jasa travel ini baru dua kali. Tidak ada masalah saat kerjasama yang pertama, sehingga kami ajak kerjasama lagi. Kami dari sekolah sangat prihatin karena ada korban dari pengguna jalan dalam kejadian ini. Sekali lagi kami sangat terpukul, dan ini juga akan jadi bahan evaluasi,” ujarnya saat ditemui di SMK TI Bali Global Badung, Kamis (9/1).
Kasek SMK TI Bali Global Badung, I Made Indra Aribawa –AGUNG INDI
Diungkapkan, kegiatan kunjungan industrial ini sejatinya merupakan kegiatan rutin. kunjungan industrial dilakukan keluar Bali untuk mencari industri yang kapabel. Sebab menurut pandangannya industri tersebut banyak di luar Bali, sehingga kunjungan industrial ini diharapkan dapat memperluas wawasan siswa.
Aribawa menegaskan, dalam melaksanakan kunjungan industrial, para siswa tidak diwajibkan dari sekolah. Sebelum ikut pun, siswa diminta untuk mendapatkan persetujuan dari orang tua. “Pada kunjungan industrial kali ini, dari 190 siswa kelas XI, 157 orang yang dapat mengikuti dan satu orang sakit sebelum berangkat. Memang tidak ada paksaan dari kami,” ucapnya. Terkait jadwal kunjungan, Aribawa membeberkan bahwa kunjungan industrial ke beberapa tempat di luar Bali dimulai dari keberangkatan pada 5 Januari 2025. Tujuan pertama, siswa menuju Semarang, Jawa Tengah untuk berkunjung ke salah satu industri. Kemudian menuju Jogja untuk berkunjung ke rumah mesin dan museum. Terakhir menuju Malang berkunjung ke kampung animasi. “Sebelum kejadian, siswa berada di Museum Angkut dan rencana ke rumah makan. Dua bus sudah sampai rumah makan. satu bus mengalami insiden, dan satu bus di belakangnya,” jelasnya sembari menyebut setelah makan malam rencananya akan dilakukan kunjungan terakhir sebelum balik ke Bali.
Pasca insiden yang menyebabkan korban jiwa tersebut, hingga saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan guru pendamping. Seluruh bus yang mengantarkan kunjungan industrial tersebut telah diperiksa kelayakannya oleh pihak kepolisian.
Hasilnya keempat bus dinyatakan tidak layak jalan, dan akan dilakukan penggantian untuk memastikan keselamatan siswa. “Menurut info yang saya dapat, memang ada beberapa kendala dari bus, antara dari ban, sehingga kepolisian menilai itu tidak layak. Terlepas dari insiden ini, di sisi lain saya bersyukur dengan adanya pemeriksaan sehingga lebih meyakinkan siswa akan selamat sampai kembali,” ucap Aribawa.
Informasi terakhir yang didapat, bahwa pihak kepolisian akan membantu mengawal empat bus pengganti tersebut sampai ke Bali.”Dari jadwal yang dimiliki semestinya para siswa sampai di Bali pukul 12.00 Wita siang ini (kemarin, red). Namun karena adanya insiden ini, diperkirakan bus akan sampai di Terminal Mengwi pukul 23.00 Wita nanti. Sampai di sana akan dijemput oleh orang tua,” paparnya.
Berkaca dari pengalaman tidak mengenakkan ini, Aribawa pun mengaku akan mengevaluasi kembali kegiatan kunjugan industrial tersebut. Bahkan ada opsi untuk mengundang industri untuk memberikan pembelajaran kepada siswa. Sehingga dapat meminimalisir adanya risiko. “Ke depan kita pikir lagi pelaksanaan kegiatan ini. Apa mungkin bisa pihak industri yang kita datangkan ke sekolah, sehingga mengurang risiko," imbuhnya.
Sementara itu salah satu orangtua siswa, Andreas Hendi Wibowo, asal Kerambitan, Tabanan mengaku tidak bisa tidur semalaman memikirkan kondisi putranya di sana. Dari informasi yang didapatkan Andreas, setelah diperiksa oleh kepolisian setempat, ternyata semua bus yang mengangkut 156 penumpang itu tidak layak jalan. Ditambah lagi pengakuan putranya yang ikut di rombongan bus 1 melihat hal tidak beres selama perjalanan.
“Waktu berangkat, saya pantau keberangkatan bus anak saya dari Puspem Badung sampai Kerambitan. Busnya terlihat agak lambat jalannya dibanding bus lain. Sementara saat kejadian, menurut anak saya, saat itu akan menuju ke rumah makan. Dilihat sendiri oleh anak saya, sopir tidak nginjak gas atau rem, dia malah mainkan rem tangan,” ungkapnya saat dimintai keterangan usai mencari update informasi ke sekolah, Kamis kemarin. Akibat kejadian ini, anaknya menangis histeris. Begitu pula penumpang lainnya dikatakan sangat syok, ada yang hanya bisa terdiam dan bengong. Apalagi putra Andreas pernah memiliki trauma kecelakaan akibat tabrakan hingga kakinya patah. Atas kecelakaan bus yang dilihatnya langsung di depan mata sendiri, Andreas khawatir mental putranya terganggu lagi.
“Semua penumpang selamat, cuma mereka syok semua. Ada yang diam, bengong, anak saya teriak nangis. Terus terang anak saya dua baru bulan lalu baru pulih mentalnya karena waktu kelas 2 SMP sempat mengalami kecelakaan, kakinya patah naik motor. Itu dia trauma berat. Sekarang dia lihat tabrakan bus di depan matanya sendiri, terguncang lagi mentalnya,” terang Andreas.
Dikatakan Andreas, anaknya pun sempat berontak dan minta dijemput oleh keluarganya yang kebetulan ada yang tinggal di Malang. Namun oleh travel dan pihak sekolah tidak diizinkan untuk lepas dari rombongan. “Anak saya nangis, berontak, minta segera dijemput saudara yang di Malang. Tapi dari pihak travel dan sekolah tidak ngasi lepas dari rombongan. Tadi malam dia juga mengatakan ke saya, tidak akan ikut rombongan sekolah lagi, mau pulang sendiri, naik pesawat atau mobil pribadi,” tuturnya.
Informasi terbaru yang didapatkan oleh Andreas, keempat bus yang ditumpangi rombongan kunjungan industrial dari SMK TI Global Badung sudah dilakukan pengujian oleh Polresta Batu dan dinyatakan tidak layak jalan. Dikatakan, untuk kepulangan ke Bali, semua bus akan diganti. “Info dari kakak saya yang tugas di Polresta Batu, bus diganti semua dan akan di kawal oleh patwal ke Bali,” ungkap Andreas.
Sementara itu Dirlantas Polda Jawa Timur Kombes Pol Komarudin mengungkap terdapat tujuh titik tabrakan dalam peristiwa kecelakaan antara bus pariwisata dan belasan kendaraan bermotor di Kota Batu, Rabu (8/1) malam. Kombes Komarudin dalam konferensi pers di Kota Batu, Kamis kemarin mengatakan bahwa sejumlah titik tabrakan itu sepanjang 2,3 kilometer, yakni mulai Jalan Imam Bonjol hingga ke Jalan Patimura.
Menurut Kombes Komarudin pihaknya menemukan KIR milik bus pariwisata yang mengalami kecelakaan di Kota Batu itu sudah tidak aktif. "KIR mati di 15 Desember 2023, Ini fakta sementara yang kami dapati," kata Kombes Komarudin. Tak hanya KIR, dia juga menyatakan pihaknya turut menemukan surat izin angkutan bus tersebut sudah kadaluarsa sejak April 2020. "Fakta yang kami temukan dari data Kementerian Perhubungan dan melakukan pendalaman, bus dengan nomor polisi DK 7942 GB surat izin angkutnya sudah kadaluwarsa, sejak 26 April 2020," ujar dia.
Selain itu, kata dia, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan traffic accident analysis (TAA) guna mengungkap penyebab sahih kecelakaan antara bus pariwisata dan belasan kendaraan bermotor yang menyebabkan empat orang meninggal dunia serta 10 lainnya menderita luka-luka. 7 ind, ol1, ant